STRATEGI MSDM
Konsep Strategi
MSDM
Strategi
menurut Johnson dan Scholes (1993) adalah:"Arah dan lingkup suatu
organisasi dalam jangka panjang, yang sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki
dalam menghadapi perubahan lingkungan, khususnya pasar, pelanggan dan klien
untuk memenuhi harapan kepentingan organisasi”
Strategi
menentukan arah jalannya suatu organisasi dalam kaitannya dengan lingkungan
dengan mempertimbangkan sumberdaya dan kebutuhan serta peluang yang dimiliki
dimana efektifitas startegi dipengaruhi kemampuan manajer orgnisasi itu
sendiri. Strategi merupakan pelaksanaan dalam perencanaan yang menciptakan visi
dan misi dari suatu organisasi.
Aspek penting dari strategi adalah
kebutuhan untuk mencapai kesesuaian strategis, aspek tersebut meliputi:
1. Pencocokan
kemampuan dan sumber daya organisasi untuk kesempatan yang tersedia
dalam lingkungan
eksternal.
2. Ketepatan
area yang menjadi target strategi.
3. Memastikan
bahwa aspek yang berbeda dari daerah strategi menyatu dan saling
mendukung.
Konsep strategi tidak mudah
dipahami, ada banyak teori yang berbeda tentang apa dan bagaimana cara
kerjanya. Mintzberg et al (1988) menunjukkan strategi memiliki sejumlah makna,
yaitu:
·
Sebuah rencana, sesuatu
yang setara - arah, panduan, suatu tindakan.
·
Sebuah pola, yaitu,
konsistensi dalam perilaku dari waktu ke waktu.
·
Sebuah perspektif, cara
mendasar organisasi dalam melakukan sesuatu.
·
Sebuah taktik, manuver
spesifik yang dimaksudkan untuk mengecoh lawan atau pesaing.
Perumusan
strategi perusahaan sering digambarkan dengan logis, langkah-demi-langkah persoalan, hasil berupa
pernyataan tertulis formal yang menyediakan panduan definitif untuk tujuan
jangka panjang organisasi. Banyak orang masih mempercayai hal ini, padahal dalam
prakteknya perumusan strategi seringkali tidak rasional dan tidak selalu
berbanding lurus dengan penggambaran yang dibuat manajer.
Mintzberg
(1987) berpendapat bahwa perumusan strategi tidak selalu rasional dan berkelanjutan.
Dalam teorinya, strategi adalah suatu proses yang sistematis: pertama kita berfikir,lalu
kita bertindak; kita merumuskan kemudian kita menerapkan. Tapi kita juga
'bertindak karena fikiran'. Dalam praktiknya strategi dapat muncul dalam menanggapi
situasi yang berkembang sesuai pola keadaan yang dihadapi.
Tyson (1997) menegaskan bahwa:
·
strategi tidak hanya
diwujudkan dengan pernyataan formal tetapi juga dilengkapi oleh reaksi dan tindakan.
·
strategi adalah
deskripsi dari tindakan yang berorientasi pada masa depan diarahkan terhadap
perubahan.
·
Kondisi proses
manajemen saat strategi muncul.
Definisi Dari
Strategi MSDM
Strategi MSDM merupakan pendekatan
terhadap pembuatan keputusan pada rencana perusahaan untuk mencapai visi dan
misi yang berdasar pada sumber daya manusianya.
Manajemen SDM
yang strategis dan strategi SDM
Pendektan MSDM disesuaikan dengan
tujuan di masa mendatang, dalam prosesnya hasil keputusan yang diambil
perusahaan dari waktu ke waktu akhirnya akan membentuk sebuah pola yang dianut
dan diadopsi perusahaan untuk menyelesaikan suatu permasalahan dan apa yang
perlu dirubah untuk mengembangakan area spesifik di bidang MSDM.
Makna dari
strategi MSDM
Empat makna strategis dari
manajemen sumber daya manusia, menurut Hendry dan Pettigrew (1986):
1. Penggunaan
dari sebuah perencanaan
2. Pendekatan
yang koheren pada desain dan juga sistem manajemen personal yang didasarkan
pada kebijakan ketenagakerjaan dan strategi tenaga kerja yang sering didukung
oleh landasan filosofisnya
3. Mencocokkan
kegiatan dan kebijakan manajemen sumber daya manusia dengan beberapa strategi
bisnis yang eksplisit
4.
Melihat orang-orang
didalam sebuah perusahaan sebagai sumber daya yang strategis didalam usaha
untuk mencapai keunggulan kompetitif.
Strategi
yang paling utama lebih sering muncul secara tiba-tiba yang lebih jauh terlihat
setelah ada kejadian yang dipandang sebagai suatu pola yang muncul akibat
adanya tindakan dari pengimplementasian strategi MSDM.
MSDM Yang
Strategis Sebagai Proses Yang Teritegrasi
Pada dasarnya strategi MSDM adalah
adalah sebuah proses integrasi yag bertujuan untuk memcapai kecocokan strategi
sehingga menghasilkan strategi yang terintegrasi secara vertikal dengan
startegi bisnis dan integrasi horizontal yang bertujuan untuk memastikan bahwa
unsur-unsur berbeda dari strategi SDM
bisa selaras dan dapat saling mendukung.
Tujuan Strategi
MSDM
Tujuan
utama MSDM adalah cara mengatasi isu-isu penting yang berkaitan dengan manusia
dapat diatasi dan keputusan tersebut memiliki tujuan jangka panjang untuk
keberhasilan organisasi dengan karyawan yang terampil, berkomitmen, dan
termotivasi. Menurut Dyer dan Holder (1998), strategi MSDM harus ‘menyediakan
kerangka pemersatu yang sekaligus luas, kontingensi, dan integratif.’
Penerapan
strategi MSDM perlu mempertimbangkan kebutuhan dan kepentingan semua orang
dalam organisasi. Storey (1989) berpendapat, dalam MSDM terdapat dua elemen
yaitu elemen lunak dan elemen keras. Di elemen lunak, manajemen sumber daya
manusia menekankan aspek lebih besar pada hubungan antarmanusia dan di sisi
elemen keras, hasil yang diperoleh adalah dengan berinvestasi dalam SDM demi
kepentingan bisnis.
MSDM harus berusaha untuk mencapai
keseimbangan yang tepat antara elemen lunak dan elemen keras. Namun demikian,
dalam bisnis, elemen keras adalah yang pertama kali yang dipertimbangkan
daripada elemen lunak. Namun yang harus diingat adalah semua organisasi ada
untuk mencapai tujuan dan harus memastikan bahwa mereka memiliki sumber daya
yang diperlukan untuk mencapai tujuannya dan organisasi tersebut menggunakan
sumber dayanya secara efektif.
Pendekatan-Pendekatan
Strategi MSDM
Pendekatan Manajemen
Sumber Daya
Pendekatan MSDM dalam strategi MSDM
berfokus pada manusianya. Pendapat Penrose (1959) yang dikembangkan Hamel dan
Prahalad (1989), perusahaan adalah organisasi administratif dan koleksi sumber
daya produktif apabila dapat belajar lebih cepat dan efektif daripada
pesaingnya. Keuntungan bisnis diperoleh dengan mengakuisisi dan mengelola
sumber daya yang tidak dapat ditiru oleh pesaing serta mementigkan nilai-nilai
dan kebijakan yang dianut organisasi dengan memastikan bahwa:
·
perusahaan memiliki
orang berkualitas lebih tinggi dibandingkan pesaingnya;
·
modal intelektual yang
unik yang dimiliki oleh bisnis dikembangkan dan dipelihara;
·
pembelajaran organisasi
didorong;
·
nilai
organisasi-spesifik dan budaya ada yang 'mengikat organisasi bersama-sama (dan)
memberikan fokus '.
tujuan
dari pendekatan sumber daya adalah meningkatkan kemampuan sumberdaya dan
menekankan bahwa investasi pada orang akan meningkatkan nilai perusahaan.
Tujuan pendekatan sumber daya adalah mendapatkan keunggulan SDM.
Pendekatan
Manajemen Kinerja Tinggi
Bekerja
dengan kinerja tinggi melibatkan pengembangan sejumlah proses yang saling
terkait bersama-sama membuat dampak pada kinerja perusahaan di setiap bidangnya
dengan meningkatkan keterampilan dan menarik antusiasme karyawan. Kemajuannya
harus terus diukur dengan menunjukkan bahwa pengendali utama, sistem pendukung,
dan budayanya:
·
desentralisasi,
pengambilan keputusan dibuat oleh orang-orang terdekat pelanggan sehingga
terus-menerus untuk memperbaharui dan meningkatkan tawaran untuk pelanggan;
·
pengembangan kapasitas
melalui pembelajaran di semua tingkat, dengan penekanan pada manajemen diri dan
kemampuan-untuk mengaktifkan serta meningkatkan kinerja dan potensi organisasi;
·
kinerja, proses
operasional dan manajemen orang selaras dengan
tujuan organisasi-untuk membangun kepercayaan, antusiasme dan komitmen
untuk diambil alih oleh organisasi;
tujuan organisasi-untuk membangun kepercayaan, antusiasme dan komitmen
untuk diambil alih oleh organisasi;
·
perlakuan yang adil
bagi mereka yang meninggalkan organisasi karena
perubahan, dan keterlibatan dengan kebutuhan orang di luar organisasi-ini adalah komponen penting dari kepercayaan dan komitmen berbasis hubungan baik di dalam dan di luar organisasi.
perubahan, dan keterlibatan dengan kebutuhan orang di luar organisasi-ini adalah komponen penting dari kepercayaan dan komitmen berbasis hubungan baik di dalam dan di luar organisasi.
Perekrutan
dan penyeleksian memiliki prosedur yang ketat, pembelajaran dan pengembangan
kegiatan yang luas dan relevan, gaji insentif dan manajemen kerja. Strategi ini
sebagai pengendali untuk mengembangkan budaya kerja dalam organisasi.
Kebutuhan bisnis yang utama
menggunakan strategi kinerja tinggi harus mengembangkan dan memelihara budaya.
Karakteristik budaya yang harus dimiliki menurut Corporation of London:
· garis
yang jelas terlihat ada antara tujuan strategis otoritas dan orang-orang
departemen dan staf di semua tingkatan;
· manajemen
mendefinisikan apa itu membutuhkan dalam bentuk peningkatan kinerja, menetapkan
tujuan untuk sukses dan monitor kinerja untuk memastikan bahwa tujuan tercapai;
· kepemimpinan
dari atas, yang menimbulkan keyakinan bersama akan pentingnya terus perbaikan;
· fokus
pada mempromosikan sikap positif yang menghasilkan berkomitmen dan termotivasi
tenaga kerja;
· proses
manajemen kinerja selaras dengan tujuan wewenang untuk memastikan bahwa orang-orang
yang terlibat dalam mencapai tujuan dan standar yang telah disepakati;
· kapasitas
orang dikembangkan melalui pembelajaran di semua tingkatan untuk mendukung
peningkatan performa;
· orang
diberi kesempatan untuk memanfaatkan penuh keterampilan dan kemampuan mereka;
· orang
dihargai dan dihargai sesuai dengan kontribusi mereka
Pendekatan
Manajemen Komitmen Tinggi
Wood
(1996) menyatakan bahwa manajemen bertujuan untuk memunculkan komitmen sehingga
dapat mandiri dan tidak dikendalikan oleh sanksi dan tekanan eksternal untuk
individu, dan hubungan dalam organisasi didasarkan pada tingkat kepercayaan
yang tinggi.
Pendekatan yang digunakan untuk
menciptakan organisasi berkomitmen tinggi menurut Beer dan Walton dkk. (1985b):
·
mengembangkan jenjang
karir dan penekanan pada keterampilan dan komitmen
sangat dihargai karyawan di semua tingkatan dalam organisasi.
sangat dihargai karyawan di semua tingkatan dalam organisasi.
·
Deskripsi pekerjaan
yang kaku dapat menurunkan tingkat fleksibilitas.
·
Mengurangi hierarki dan
menghapus perbedaan status.
·
Ketergantungan pada tim
untuk menyebarkan informasi, cara kerja, dan pemecahan masalah.
Wood dan Albanese (1995)
menambahkan:
·
Rancangan pekerjaan
secara sadar menjelaskan pekerjaan yang nantinya mendapat hasil yang memuaskan.
·
Kebijakan tidak wajib
pensiun atau redundansi dan jaminan karyawan tetap, memungkinkan menggunakan pekerja paruh
waktu untuk meredam fluktuasi permintaan
tenaga kerja.
·
Sistem penilaian dan
pembayaran yang baru dan khsusunya pembayaran jasa dan bagi untung.
·
Keterlibatan karyawan
dalam mengelola manajemen.
Pendekatan
Manajemen Keterlibatan Tinggi
Karyawan
diperlakukan sebagai partner yang dihormati dan pendapatnya didengarkan.
Tujuannya adalah untuk menciptakan iklim antara manager dan anggota tim untuk
menentukan harapan dan berbagi informasi misi, nilai-nilai dan tujuan
organisasi. Hal ini akan memberikan pengertian tentang apa yang harus dicapai
dan kerangka untuk mengelola dan meningkatkan kemampuan pekerja untuk
mencapainya.
Pil dan McDuffie (1999)
mengidentifikasi pengaplikasiannya:
·
‘on-line’ kerja tim.
·
;off-line’
kegiatan yang melibatkan karyawan dan kelompok pemecahan masalah
·
Rotasi pekerjaan
·
Usulan program-program
kerja
·
Sistem organisasi yang
bersifat desentralisasi
Implementasi Strategi
MSDM
·
Manajemen sumber daya
berfokus untuk mencapai keunggulan sumber daya manusianya.
·
Manajemen dengan
kinerja tinggi mementingkan untuk menciptakan dan memelihara budaya kinerja.
·
Manajemen dengan
komitmen tinggi dan keterlibatan tinggi memberikan kontribusi untuk
meningkatkan komitmen dan memperlibatkan tenaga kerja.
Referensi:
Armstrong,
Michael. 2006. A Handbook of Personnel Management Practice
10th Edition. London and Philadelphia: Kogan Page
Tidak ada komentar:
Posting Komentar