Senin, 26 Maret 2018

Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia



STRATEGI MSDM

Konsep Strategi MSDM
Strategi menurut Johnson dan Scholes (1993) adalah:"Arah dan lingkup suatu organisasi dalam jangka panjang, yang sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki dalam menghadapi perubahan lingkungan, khususnya pasar, pelanggan dan klien untuk memenuhi harapan kepentingan organisasi”
Strategi menentukan arah jalannya suatu organisasi dalam kaitannya dengan lingkungan dengan mempertimbangkan sumberdaya dan kebutuhan serta peluang yang dimiliki dimana efektifitas startegi dipengaruhi kemampuan manajer orgnisasi itu sendiri. Strategi merupakan pelaksanaan dalam perencanaan yang menciptakan visi dan misi dari suatu organisasi.
Aspek penting dari strategi adalah kebutuhan untuk mencapai kesesuaian strategis, aspek tersebut meliputi:
1.      Pencocokan kemampuan dan sumber daya organisasi untuk kesempatan yang tersedia
dalam lingkungan eksternal.
2.      Ketepatan area yang menjadi target strategi.
3.      Memastikan bahwa aspek yang berbeda dari daerah strategi menyatu dan saling
mendukung.
Konsep strategi tidak mudah dipahami, ada banyak teori yang berbeda tentang apa dan bagaimana cara kerjanya. Mintzberg et al (1988) menunjukkan strategi memiliki sejumlah makna, yaitu:
·         Sebuah rencana, sesuatu yang setara - arah, panduan, suatu tindakan.
·         Sebuah pola, yaitu, konsistensi dalam perilaku dari waktu ke waktu.
·         Sebuah perspektif, cara mendasar organisasi dalam melakukan sesuatu.
·         Sebuah taktik, manuver spesifik yang dimaksudkan untuk mengecoh lawan atau pesaing.
Perumusan strategi perusahaan sering digambarkan dengan  logis, langkah-demi-langkah persoalan, hasil berupa pernyataan tertulis formal yang menyediakan panduan definitif untuk tujuan jangka panjang organisasi. Banyak orang masih mempercayai hal ini, padahal dalam prakteknya perumusan strategi seringkali tidak rasional dan tidak selalu berbanding lurus dengan penggambaran yang dibuat manajer.
Mintzberg (1987) berpendapat bahwa perumusan strategi tidak selalu rasional dan berkelanjutan. Dalam teorinya, strategi adalah suatu proses yang sistematis: pertama kita berfikir,lalu kita bertindak; kita merumuskan kemudian kita menerapkan. Tapi kita juga 'bertindak karena fikiran'. Dalam praktiknya strategi dapat muncul dalam menanggapi situasi yang berkembang sesuai pola keadaan yang dihadapi.
Tyson (1997) menegaskan bahwa:
·         strategi selalu muncul dan fleksibel.
·         strategi tidak hanya diwujudkan dengan pernyataan formal tetapi juga dilengkapi oleh reaksi dan tindakan.
·         strategi adalah deskripsi dari tindakan yang berorientasi pada masa depan diarahkan terhadap perubahan.
·         Kondisi proses manajemen saat strategi muncul.

Definisi Dari Strategi MSDM
            Strategi MSDM merupakan pendekatan terhadap pembuatan keputusan pada rencana perusahaan untuk mencapai visi dan misi yang berdasar pada sumber daya manusianya.
Manajemen SDM yang strategis dan strategi SDM
            Pendektan MSDM disesuaikan dengan tujuan di masa mendatang, dalam prosesnya hasil keputusan yang diambil perusahaan dari waktu ke waktu akhirnya akan membentuk sebuah pola yang dianut dan diadopsi perusahaan untuk menyelesaikan suatu permasalahan dan apa yang perlu dirubah untuk mengembangakan area spesifik di bidang MSDM.
Makna dari strategi MSDM
Empat makna strategis dari manajemen sumber daya manusia, menurut Hendry dan Pettigrew (1986):
1.      Penggunaan dari sebuah perencanaan
2.      Pendekatan yang koheren pada desain dan juga sistem manajemen personal yang didasarkan pada kebijakan ketenagakerjaan dan strategi tenaga kerja yang sering didukung oleh landasan filosofisnya
3.      Mencocokkan kegiatan dan kebijakan manajemen sumber daya manusia dengan beberapa strategi bisnis yang eksplisit
4.      Melihat orang-orang didalam sebuah perusahaan sebagai sumber daya yang strategis didalam usaha untuk mencapai keunggulan kompetitif.
Strategi yang paling utama lebih sering muncul secara tiba-tiba yang lebih jauh terlihat setelah ada kejadian yang dipandang sebagai suatu pola yang muncul akibat adanya tindakan dari pengimplementasian strategi MSDM.
MSDM Yang Strategis Sebagai Proses Yang Teritegrasi
Pada dasarnya strategi MSDM adalah adalah sebuah proses integrasi yag bertujuan untuk memcapai kecocokan strategi sehingga menghasilkan strategi yang terintegrasi secara vertikal dengan startegi bisnis dan integrasi horizontal yang bertujuan untuk memastikan bahwa unsur-unsur berbeda dari  strategi SDM bisa selaras dan dapat saling mendukung.
Tujuan Strategi MSDM
Tujuan utama MSDM adalah cara mengatasi isu-isu penting yang berkaitan dengan manusia dapat diatasi dan keputusan tersebut memiliki tujuan jangka panjang untuk keberhasilan organisasi dengan karyawan yang terampil, berkomitmen, dan termotivasi. Menurut Dyer dan Holder (1998), strategi MSDM harus ‘menyediakan kerangka pemersatu yang sekaligus luas, kontingensi, dan integratif.’
Penerapan strategi MSDM perlu mempertimbangkan kebutuhan dan kepentingan semua orang dalam organisasi. Storey (1989) berpendapat, dalam MSDM terdapat dua elemen yaitu elemen lunak dan elemen keras. Di elemen lunak, manajemen sumber daya manusia menekankan aspek lebih besar pada hubungan antarmanusia dan di sisi elemen keras, hasil yang diperoleh adalah dengan berinvestasi dalam SDM demi kepentingan bisnis.
MSDM harus berusaha untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara elemen lunak dan elemen keras. Namun demikian, dalam bisnis, elemen keras adalah yang pertama kali yang dipertimbangkan daripada elemen lunak. Namun yang harus diingat adalah semua organisasi ada untuk mencapai tujuan dan harus memastikan bahwa mereka memiliki sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuannya dan organisasi tersebut menggunakan sumber dayanya secara efektif.

Pendekatan-Pendekatan Strategi MSDM
Pendekatan Manajemen Sumber Daya
Pendekatan MSDM dalam strategi MSDM berfokus pada manusianya. Pendapat Penrose (1959) yang dikembangkan Hamel dan Prahalad (1989), perusahaan adalah organisasi administratif dan koleksi sumber daya produktif apabila dapat belajar lebih cepat dan efektif daripada pesaingnya. Keuntungan bisnis diperoleh dengan mengakuisisi dan mengelola sumber daya yang tidak dapat ditiru oleh pesaing serta mementigkan nilai-nilai dan kebijakan yang dianut organisasi dengan memastikan bahwa:
·         perusahaan memiliki orang berkualitas lebih tinggi dibandingkan pesaingnya;
·         modal intelektual yang unik yang dimiliki oleh bisnis dikembangkan dan dipelihara;
·         pembelajaran organisasi didorong;
·         nilai organisasi-spesifik dan budaya ada yang 'mengikat organisasi bersama-sama (dan) memberikan fokus '.
tujuan dari pendekatan sumber daya adalah meningkatkan kemampuan sumberdaya dan menekankan bahwa investasi pada orang akan meningkatkan nilai perusahaan. Tujuan pendekatan sumber daya adalah mendapatkan keunggulan SDM.
Pendekatan Manajemen Kinerja Tinggi
Bekerja dengan kinerja tinggi melibatkan pengembangan sejumlah proses yang saling terkait bersama-sama membuat dampak pada kinerja perusahaan di setiap bidangnya dengan meningkatkan keterampilan dan menarik antusiasme karyawan. Kemajuannya harus terus diukur dengan menunjukkan bahwa pengendali utama, sistem pendukung, dan budayanya:
·         desentralisasi, pengambilan keputusan dibuat oleh orang-orang terdekat pelanggan sehingga terus-menerus untuk memperbaharui dan meningkatkan tawaran untuk pelanggan;
·         pengembangan kapasitas melalui pembelajaran di semua tingkat, dengan penekanan pada manajemen diri dan kemampuan-untuk mengaktifkan serta meningkatkan kinerja dan potensi organisasi;
·         kinerja, proses operasional dan manajemen orang selaras dengan
tujuan organisasi-untuk membangun kepercayaan, antusiasme dan komitmen
untuk diambil alih oleh organisasi;
·         perlakuan yang adil bagi mereka yang meninggalkan organisasi karena
perubahan, dan keterlibatan dengan kebutuhan orang di luar organisasi-ini adalah komponen penting dari kepercayaan dan komitmen berbasis hubungan baik di dalam dan di luar organisasi.
Perekrutan dan penyeleksian memiliki prosedur yang ketat, pembelajaran dan pengembangan kegiatan yang luas dan relevan, gaji insentif dan manajemen kerja. Strategi ini sebagai pengendali untuk mengembangkan budaya kerja dalam organisasi.
Kebutuhan bisnis yang utama menggunakan strategi kinerja tinggi harus mengembangkan dan memelihara budaya. Karakteristik budaya yang harus dimiliki menurut Corporation of London:
·      garis yang jelas terlihat ada antara tujuan strategis otoritas dan orang-orang departemen dan staf di semua tingkatan;
·      manajemen mendefinisikan apa itu membutuhkan dalam bentuk peningkatan kinerja, menetapkan tujuan untuk sukses dan monitor kinerja untuk memastikan bahwa tujuan tercapai;
·      kepemimpinan dari atas, yang menimbulkan keyakinan bersama akan pentingnya terus perbaikan;
·      fokus pada mempromosikan sikap positif yang menghasilkan berkomitmen dan termotivasi tenaga kerja;
·      proses manajemen kinerja selaras dengan tujuan wewenang untuk memastikan bahwa orang-orang yang terlibat dalam mencapai tujuan dan standar yang telah disepakati;
·      kapasitas orang dikembangkan melalui pembelajaran di semua tingkatan untuk mendukung peningkatan performa;
·      orang diberi kesempatan untuk memanfaatkan penuh keterampilan dan kemampuan mereka;
·      orang dihargai dan dihargai sesuai dengan kontribusi mereka
Pendekatan Manajemen Komitmen Tinggi
Wood (1996) menyatakan bahwa manajemen bertujuan untuk memunculkan komitmen sehingga dapat mandiri dan tidak dikendalikan oleh sanksi dan tekanan eksternal untuk individu, dan hubungan dalam organisasi didasarkan pada tingkat kepercayaan yang tinggi.
Pendekatan yang digunakan untuk menciptakan organisasi berkomitmen tinggi menurut Beer dan Walton dkk. (1985b):
·         mengembangkan jenjang karir dan penekanan pada keterampilan dan komitmen
sangat dihargai karyawan di semua tingkatan dalam organisasi.
·         Deskripsi pekerjaan yang kaku dapat menurunkan tingkat fleksibilitas.
·         Mengurangi hierarki dan menghapus perbedaan status.
·         Ketergantungan pada tim untuk menyebarkan informasi, cara kerja, dan pemecahan masalah.
Wood dan Albanese (1995) menambahkan:
·         Rancangan pekerjaan secara sadar menjelaskan pekerjaan yang nantinya mendapat hasil yang memuaskan.
·         Kebijakan tidak wajib pensiun atau redundansi dan jaminan karyawan tetap,  memungkinkan menggunakan pekerja paruh waktu  untuk meredam fluktuasi permintaan tenaga kerja.
·         Sistem penilaian dan pembayaran yang baru dan khsusunya pembayaran jasa dan bagi untung.
·         Keterlibatan karyawan dalam mengelola manajemen.
Pendekatan Manajemen Keterlibatan Tinggi
Karyawan diperlakukan sebagai partner yang dihormati dan pendapatnya didengarkan. Tujuannya adalah untuk menciptakan iklim antara manager dan anggota tim untuk menentukan harapan dan berbagi informasi misi, nilai-nilai dan tujuan organisasi. Hal ini akan memberikan pengertian tentang apa yang harus dicapai dan kerangka untuk mengelola dan meningkatkan kemampuan pekerja untuk mencapainya.
Pil dan McDuffie (1999) mengidentifikasi pengaplikasiannya:
·         on-line’ kerja tim.
·         ;off-line’ kegiatan yang melibatkan karyawan dan kelompok pemecahan masalah
·         Rotasi pekerjaan
·         Usulan program-program kerja
·         Sistem organisasi yang bersifat desentralisasi

Implementasi Strategi MSDM
·         Manajemen sumber daya berfokus untuk mencapai keunggulan sumber daya manusianya.
·         Manajemen dengan kinerja tinggi mementingkan untuk menciptakan dan memelihara budaya kinerja.
·         Manajemen dengan komitmen tinggi dan keterlibatan tinggi memberikan kontribusi untuk meningkatkan komitmen dan memperlibatkan tenaga kerja.

Referensi:
Armstrong, Michael. 2006. A Handbook of Personnel Management Practice 10th Edition. London and Philadelphia: Kogan Page

Senin, 12 Desember 2016

MANAJEMEN EMOSI



Apa itu emosi? Tidak mudah untuk menjawab pertanyaan itu. Emosi memiliki kompleksitas yang melibatkan sensasi dalam diri maupun ekspresi yang ditunjukkan yang memiliki kekuatan untuk memotivasi kita untuk berperilaku.  Charles Darwin (dalam Atwater, 1983) menyatakan pendapatnya bahwa emosi adalah sebagian besar respon alami yang memiliki nilai bertahan diri dalam kehidupan. Secara sederhana, emosi membantu untuk membangun dan mendorong kita untuk bertahan.
Emosi merupakan salah satu aspek terpenting yang dimiliki setiap individu. Dengan mengatur emosi dapat mempermudah kita untuk beradaptasi dengan lingkungan. Emosi mempengaruhi perilaku kita. Ketika menerima rangsangan, kita dengan sendirinya akan bereaksi, seperti menerima atau menolak. Misalnya, kamu ditertawakan orang lain ketika kamu terjatuh. Ketika kamu tidak terima dengan perilaku orang terhadap dirimu, kamu akan marah. Namun, jika kamu berhasil mengendalikan diri dalam situasi tersebut maka kamu tidak akan merasa takut dan dapat mengendalikan emosimu.
Fungsi lain dari emosi adalah memperkuat hubungan antar individu atau antar kelompok. Emosi yang bersifat positif dalam kehidupan sosial dapat membantu anak-anak untuk tumbuh dan berkembang.  Emosi yang bersifat negatif juga penting. Marah, cemas, cemburu, dan sedih dapat ditunjukkan untuk gangguan-gangguan dalam hubungan sosial yang tidak diinginkan. Singkatnya, kita dapat menunjukkan emosi negatif apabila terdapat gangguan yang tidak kita inginkan.
Kekuatan emosi mengindikasikan seberapa besar kamu afek terhadap situasi tersebut. Ketika kita merasakan emosi yang kuat, kita akan bereaksi atau memotivasi kita untuk bertindak. Tapi ketika kita merasakan sedikit atau tidak ada emosi, maka keinginan kita dalam menanggapi situasi tersebut hanya sedikit atau tidak ada. Dalam setiap situasi, setiap individu memiliki respon yang berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan pengalaman yang dimiliki individu juga berbeda-beda. Pengalaman tersebut didapatkan ketika pertama kali mengalami situasi tersebut sehingga perasaan tersebut menjadi permanen. Misalnya, ada kecoa, kamu merasa biasa saja namun ketika ada temanmu yang menakutimu dengan kecoa tersebut kamu merasa takut terhadap kecoa tersebut. Dan dikemudian hari ketika kamu melihat kecoa, karena adanya pengalaman masa lalu yang ditakuti oleh teman-temanmu, kamu merasa takut terhadap kecoa. Atau terdapat temanmu yang suka menjahilimu. Karena kamu tidak suka oleh sebab itu kamu marah terhadap temanmu karena sikapnya.
Terkadang, kita mengahadapi situasi yang tidak dapat kita kendalikan sehingga kita lepas kontrol atau kendali yang mengakibatkan kita menjadi emosional dan tidak dapat mengendalikannya seperti marah-marah, cemas, menangis, atau bahkan karena kita terlalu mengontrol emosi kita menjadi sulit untuk menyampaikan pendapat kita. Kurang bisanya mengendalikan emosi dapat mengganggu baik kehidupan sosial maupun kesehatan fisik dan mental.
Dalam kehidupan sosial, bersosialisasi merupakan hal yang penting. Kita perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada di sekitar kita. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kecerdasan emosi atau pengaturan emosi yang baik merupakan aspek penting yang dapat membantu kita untuk beradaptasi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Wahyu Indrariyani Artha dan Supriyadi (2013), Nova Annisa dan Agustin Handayani (2012), Fema Rachmawati, dan Ridwan Saptoto (2010), menerangkan bahwa kecerdasan emosi atau kematangan emosi menunjukkan hubungan positif yang signifikan dalam penyesuaian diri dalam lingkungan sosial.
Adanya gangguan emosi juga mempengaruhi kesehatan. Seperti yang telah dilansir detik.com (2011), menahan emosi dapat menyebabkan penyakit karena ketika emosinya kacau secara otomatis imun tubuhnya menurun dan dapat menyebabkan kanker. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim dari Harvard School of Public Health, Amerika Serikat, juga University of Rochester, Amerika Serikat dengan metode longitudinal dalam jangka waktu 12 tahun yang dimulai pada tahun 1996, menyatakan bahwa 111 dari 769 responden telah meninggal dunia akibat penyakit jantung dan kanker yang disebabkan oleh kebiasaan memendam amarah dan emosi.
Jika permasalahan pengendalian emosi masih belum terselesaikan, mulailah mencoba untuk mengatakan pendapat dan perasaanmu kepada seseorang yang membuatmu kehilangan kendali dengan cara baik-baik dan dengan sopan. Kita membutuhkan lebih banyak latihan dalam mengungkapkan perasaan yang kita miliki ke orang lain. Dengan seperti itu, kita dapat menjaga keseimbangan emosi pada saat itu. Jika orang tersebut memberikan respon negatif atau kamu belum bisa mengungkapkan perasaan dirimu ke orang tersebut, kamu boleh menemui konselor atau psikoterapi yang dapat membantu kita belajar bagaimana cara mengekspresikan emosi kita lebih terbuka dan dengan baik.

Referensi
Atwater, Eastwood. 1983. Psychology of Adjustment Personal Growth in A Changing World (2nd Edition). New Jersey: PRENTICE-HALL INC.
Novita, C.. 2013. Memendam Emosi Akan Meningkatkan Resiko Kematian Akibat Sakit Jantung dan Kanker. Online-http:/sidomi.com/244199/memendam-emosi-akan-meningkatkan-resiko-kematian-akibat-sakit-jantung-dan-kanker
Wahyuningsih, Merry. 2011. Penyakit-Penyakit Karena Memendam Emosi. Online-http://health.detik.com/read/2011/12/08/183321/1786512/763/penyakit-penyakit-karena-memendam-emosi
Harnowo, Putro Agus. 2013. Hari kanker Sedunia Orang Yang Sabar Berlebihan & Sering menahan Amarah Lebih Berisiko Kanker. Online-http:/health.detik.com/read/2013/02/04/124912/2160430/736/orang-yang-sabar-berlebihan-sering-menahan-amarah-lebih-berisiko-kanker

Model Belajar Menurut Teori Pemrosesan Informasi



Model pemrosesan informasi ini dibuat untuk membantu pemahaman kita akan proses intenal yang terjadi dalam otak manusia. Kita kesulitan untuk secara langsung mengamati struktur dan mekanisme yang beroperasi dalam system persarafan saat kita memproses informasi. Oleh karena itu belajar menurut Model Pemrosesan Informasi (MPI) adalah proses perubahan perilaku dalam bentuk perubahan kapasitas memori untuk menyelesaikan problem yang disebabkan oleh tinggi rendahnya intensitas pemrosesan informasi yang berasal dari lingkungan. Teori pemrosesan informasi merupakan teori belajar kognitif yang mendeskripsikan pemrosesan, penyimpanan, dan pelacakan pengetahuan dari otak atau pikiran (Slavin, 1997).
Model pemrosesan informasi memiliki tiga komponen penyimpanan informasi. Komponen pertama adalah komponen penyimpanan informasi. Komponen penyimpanan informasi adalah tempat-tempat penyimpanan data yang berfungsi untuk menyimpan informasi. Ini serupa dengan lemari penyimpanan file ataupun penyimpanan data pada computer, flashdisk, maupun smartphone. Komponen penyimpanan informasi dalam model pemrosesan informasi terdiri dari tiga bagian, yakni sensory register, short-term memory (working memory), dan long-term memory.
Komponen kedua terdiri dari proses-proses kognitif. Proses-proses kognitif adalah aksi-aksi internal intelektual yang mentransfer informasi dari satu penyimpanan informasi ke penyimpanan informasi lainnya. Proses-prosesnya meliputi attention, perception, rehearsal, encoding, retrieval.
Komponen ketiga adalah metakognisi yang merupakan presiden dari proses-proses kognitif. Metakognisi adalah pengetahuan dari kesadaran individu akan proses-proses kognitifnya dan dalam mengontrol proses-proses tersebut. Sebagai contoh saat Tina memutuskan mencatat perkuliahan yang sedang berlangusung karena dengan begitu bisa menolongnya terus terarah dengan perkuliahannya dan tidak beralih ke hal yang lain. Tina sebenarnya sedang mendemonstrasikan pengetahuan dan kontrolnya atas attention.
Berikut adalah penjelasan berkenaan MPI dalam arti bagaimana mendemostrasikan cara kerja model ini. Kita akan mendiskusikan proses-proses yang menggerakkan informasi dari satu tempat penyimpanan ke tempat penyimpanan yang lainnya, dan akhirnya kita akan menganalisa bagaimana kemampuan-kemampuan metakognisi mengatur proses-proses.
Sepanjang pengalaman kita selama kita hidup, stimulus dari lingkungan terus-menerus membombardir kita, mulai dari jeritan anak kecil, bunyi klakson mobil, suara burung berkicau, suara petir, bau busuk dari makanan basi dan bau wangi dari parfum, cahaya matahari yang menusuk pepohonan sampai sentuhan semut kecil yang merayap di tubuh kita dan membuat kita gatal karena gigitannya. Semua ini disebut stimuli atau stimulus bila hanya tunggal. Di ruang kelas, suara guru bertanya dan murid menjawab, tayangan LCD yang menarik, dan keluhan murid karena ketidaknyamanan kursi dan bangku merupakan stimulus yang umum kita jumpai. Semua stimulus inilah yang seharusnya kita tangkap dan proses saat kita belajar di kelas dan mengingat apa yang dipelajari.
Tubuh manusia dilengkapi dengan berbagai indera (sensory) yang bisa dia gunakan untuk menangkap semua informasi yang ada dalam lingkungan untuk diteruskan ke otak guna diproses untuk memahaminya dan atau meyimpannya. Ada indera pendengaran, penglihatan, pembau, pengecap, peraba, juga ada indera keseimbangan (vestibular) dan indera proprioseptik ataupun indera yang terletak pada otot dan pergelangan.
Sensory register merekam informasi tanpa batas. Berbeda dengan computer yang kapasitasnya terbatas. Apa yang dilihat maupun didengar terekam apa adanya—belum dimaknai secara personal dan merupakan tempat penyimpanan informasi yang paling luar yang berhadapan langsung dengan stimulus.
Sayangnya lama penyimpanan hanya 1 detik untuk stimulus visual (penglihatan) dan 4 detik untuk stimulus auditory (pendengaran). Bila stimulus tidak diberi perhatian maka stimulus-stimulus tersebut akan hilang (Lost). Durasi 1 detik untuk visual, cukup untuk membuktikan bahwa sensory register adalah tempat penyimpanan informasi. Untuk stimulus auditory bisa sampai 4 detik bertahan dan ini yang menyebabkan anak-anak kecil bisa meniru apa yang diucapkan oleh orang dewasa disekitarnya, sebab apa yang diucapkan durasinya kurang dari 4 detik sehingga anak bisa mengulang kata-kata yang baru diucapkan ibunya.
Sensory Register adalah tempat penyimpanan informasi yang menyimpan kopi asli stimulus dalam waktu yang sangat singkat, sekitar 1 detik untuk informasi visual dan sekitar 4 detik untuk informasi auditory (Moates & Schumacher, 1980). Sensory register memiliki kapasitas penyimpanan tak terbatas, tetapi jika pemrosesan informasi tidak segera dimulai, memori akan stimulus yang terlacak akan segera hilang (Lost). Karena itu keberadaan sensory register sangat penting untuk pemrosesan lebih lanjut.
Beberapa hal bisa menghambat fungsi sensory. Misalnya faktor usia yang sudah tua, dan kecacatan yang berkaitan dengan hilangnya kemampuan indera sehingga individu yang bersangkutan perlu melakukan kompensasi hilangnya indera tertentu pada indera yang lain, misalnya anak tunanetra akan mengkompensasi atas hilangnya indera penglihatan dengan mengoptimalkan penggunaan indera pendengaran dan perabaan. Mereka bisa membaca dan menulis bukan karena bisa melihat huruf-huruf tersebut namun mereka meraba dan mendengar deskripsi verbal tentang huruf-huruf tersebut.

Informasi yang diterima sensory register kemudian diteruskan ke penyimpanan informasi selanjutnya, yakni Working Memory (shor-term memory). Short-term memory adalah tempat penyimpanan yang secara sadar sedang kita olah atau pikirkan.
Working memory memiliki dua fungsi vital yang saling berhubungan:
1)      Penyimpanan sementara yang mampu menyimpan secara terbatas informasi atau waktu yang singkat, biasanya 5-9 item (atau 7 ± 2) dan untuk waktu yang juga terbatas sekitar 20 detik (pada orang dewasa)
2)      Short-term memory melakukan operasi-operasi mental, seperti pemecahan masalah, menganalisa kebutuhan, mempertanyakan sesuatu, membandingkan sesuatu dengan lain, bahkan sampai mengerjakan hal yang sederhana seperti operasi hitung 2 + 2, dan sebagainya. Singkatnya apapun yang kita pikirkan maupun kita kerjakan dengan otak, berarti Working Memory sedang bekerja.
Disebut short-term memory karena sebagai tempat penyimpanan sementara dari informasi yang sedang diolah dan umumnya disebut juga Working Memory karena operasi-operasi manipulasi mental merupakan fungsi dari memory ini.
Berkaitan dengan kapasitas penyimpanannya yang terbatas, Cognitive Load Theory menekankan tiga faktor yang dapat menolong mengakomodasi keterbatasan Working Memory dalam pembelajaran:
1)      Chunking
Chunking yaitu proses memadukan item-item yang berbeda secara mental kedalam unit-unit yang lebih bermakna dan besar. Misalnya I, S, B adalah huruf-huruf yang berdiri sendiri dan butuh 3 byte untuk diingat, akan tetapi apabila dijadikan 1 byte menjadi BIS akan memudahkan untuk diingat. Contoh lainnya warna pelangi, Merah-Jingga-Kuning-Hijau-Biru-Nila-Ungu—Sulit ditangkap secara cepat karena membutuhkan ruang sebanyak sekitar 14 byte. Akan tetapi jika diolah dengan penggalan (chunking) kedalam kata-kata bermakna menjadi Me-Ji-Ku-Hi-Bi-Ni-U—ia hanya akan menghabiskan sekitar 7 chunking atau byte. Artinya working memory akan dimampukan untuk bekerja secara efektif dan efisien.
Working memory berfungsi juga sebagai alat pemilah stimulus dan ini diperlukan karena keterbatasan kapasitasnya. Stimulus yang masuk kita putuskan apakah akan kita (1) lupakan saja atau membuangnya, (2) menahannya dengan cara mengulang-ulang (rehearsal) atau (3) memproses informasi atau stimulus tersebut ke Long-Term Memory dengan melakukan rehearsal yang intensif atau menghubungkan informasi dari stimulus tersebut dengan informasi yang telah atau dalam Long-Term Memory (Encoding).
Berbeda dengan Sensory Register, Working Memory memiliki kapasitas yang terbatas. Karena itu materi yang disajikan harus bertahap atau dipecah-pecah agar tidak overload (kepenuhan lebih dari kapasitas).
Pada anak-anak usia dini kadang mereka mengalami kesulitan memproses stimuli dan berbagai sumber secara simultan. Di sekolah dikenal yang namanya sambil menyelam minum air, artinya sambil mengerjakan tugas tertentu, seseorang diminta untuk memperhatikan hal-hal lain yang ada disekitarnya. Bagi anak-anak hal ini sulit apalagi bila mereka sedang terfokus dengan satu sumber. Misalnya, saat anak-anak sedang fokus mengerjakan tugas, sebaiknya guru jangan memberikan pengumuman yang lain. Pengumuman tersebut bisa tidak diproses atau ditangkap bahkan tidak akan diingat oleh anak. Karena pada saat itu Short-Term Memory anak sedang terfokus dan sibuk bekerja mengolah informasi dari banyak stimuli, apa yang ditulis di papan tulis dan apa yang ditulisnya. Sehingga bila ada stimuli baru (pengumuman) maka sulit untuk diolah dan akan segera terbuang atau hilang atau terlupakan. Oleh karena itu perlu dilakukan;
2)      Automatically
Automatically atau otomatis adalah pengunaan operai-operasi mental yang dapat ditampilkan dengan tidak begitu banyak usaha yang sadar (Healy et al, 1993 & Shiffrin 1997). Bila siswa diminta membuat karangan singkat misalnya, dan bila siswa tersebut sudah terampil bagaimana menulis huruf-huruf kecil dan capital dalam menulis kaat-kata, dan telah menguasai tanda baca—maka hal-hal ini (huruf kecil dan capital dan tanda-tanda baca) tidak lagi memenuhi Working Memory anak. Sehingga anak cukup memikirkan cerita apa yang akan ditulisnya. Dengan cara demikian apa yang akan dikerjakan tidak lagi banyak.
3)      Dual processing
Dual processing adalah cara dari dua bagian yang berbeda, komponen auditory dan visual bekerja bersama-sama dalam Working Memory (Baddeley, 1992). Misalnya saat kita sedang menggunakan power point (visual) kita juga menggunakan penjelasan-penjelasan verbal untuk saling melengkapi sehingga membantu siswa mengingat dengan baik. Cara seperti ini secara empiris telah terbukti (Mayer & Moreno, 1998).

Long-term memory adalah tempat penyimpanan memory yang permanen dengan kapasitas yang tidak terbatas. Pakar teori ada yang mengatakan bentuk memory atau isi long-term memory ada yang berupa episodic memory dan ada yang semantic memory. EPISODIC MEMORY adalah memory penyimpanan informasi yang menyimpan pengalaman-pengalaman pribadi kita, merupakan memory autobiografi kita dimana peristiwa-peristiwa yang diingat dan dialami secara pribadi sepanjang hidup. Pengalaman atau informasi pengalaman atau informasi yang ada pada episodic memory umumnya tidak sulit untuk disimpan bahkan sangat mudah disebabkan faktor peristiwa kejadiannya (event) yang sudah sifatnya pribadi atau menarik atau malah sebaliknya begitu menakutkan atau begitu menyenangkan.
Sementara itu SEMANTIC MEMORY adalah bagian dari long-term memory yang menyimpan fakta, konsep, generalisasi dan aturan-aturan isi bidang ilmu beserta strategi-strategi pemecahan masalah dan keterampilan berfikir. Disinilah semua pengetahuan kita yang secara khusus kita pelajari di sekolah umumnya tersimpan. Ada juga yang membagi isi long-term memory berdasarkan pengetahuan, yakni pengetahuan deklaratif dan pengetahuan procedural.
PENGETAHUAN DEKLARATIF adalah pengetahuan akan fakta-fakta, definisi, generalisasi dan hukum-hukum. Dengan pengetahuan ini individu dapat menjelaskan sesuatu dengan baik atau mengomentari atau mengkritisi sesuatu dengan baik.
Sedangkan PENGETAHUAN PROSEDURAL adalah pengetahuan berkenaan akan bagaiamana melakukan aktivitas. Pengetahuan terkadang disebut juga dengan sebutan muscle knowledge (pengetahuan yang tersimpan di otot). Mengapa disebut demikian karena pengetahuan procedural bila terus dikerjakan—lama-kelamaan akan berkembang menjadi otomatis dank arena otomatis tersebut membuatnya seolah-olah tidak perlu dipikirkan dan seolah-olah merupakan bagian-bagian tubuh yang bisa bergerak dengan sendirinya. Pengetahuan ini umumnya tidak bisa diacak urutannya sebab bersifat procedural.
Contoh pengetahuan procedural, misalnya dalam belajar mengendarai mobil; langkah pertama menghidupkan, kemudian dilanjutkan dengan menginjak “kopling” dan secara bersamaan memasukkan “perseneling”. Lalu bersamaan melepas “kopling” kita menginjak pedal gas dan mobil akan segera jalan. Begitu juga kalau ingin masuk perseneling (gigi) dua maka langkah tersebut diulang. Cara-cara ini tidak bisa dirubah, kecuali mobil yang otomatis, karena akan membuat tidak berjalan dengan semestinya. Pengetahuan ini tidak bisa terlihat hanya dengan membaca buku atau menulis tes tulis. Sekalipun dia lulus tes tulis, tetap belum tentu dia bisa melakukannya.
Dengan kata lain pengetahuan deklarataif dapat diketahui melalui komentar orang lain, sedangkan procedural dapat diketahui melalui performansi seseorang.
Attention (perhatian) adalah proses pemfokusan pada satu stimuli dan pengabaian stimuli-stimuli lain yang tidak penting. Attention adalah langkah pertama untuk memproses informasi yang tertangkap sensory register. Dengan kata lain bila informasi yang tertangkap di sensory register tidak diberi perhatian maka dalam sekejap informasi itu akan hilang dan tidak bisa masuk ke proses selanjutnya.
Persepsi adalah penafsiran seseorang terhadap stimuli yang diterima. Atau bisa disebut juga proses pemaknaan informasi. Saat stimuli dipersepsi maka secara bersamaan orang tersebut meneruskan informasi yang telah dimaknai ke working memory (memori kerja).
Rehearsal adalah proses pengulangan informasi yang dianggap penting untuk membantu informasi masuk ke dalam long-term memory sehingga menjadi sebuah pengetahuan. Semakin sering informasi itu di ulang-ulang maka semakin otomatis pula informasi tersebut tersimpan ke dalam long-term memory. Dan semakin jarang informasi itu diulang-ulang maka semakin sulit pula informasi itu tersimpan dalam long-term memory. Contohnya sistem SKS yang penyimpanan informasinya tidak bertahan lama karena tidak terjadi pengulangan didalamnya sehingga tidak masuk ke dalam long-term memory dan mudah hilang atau terlupakan.
Encoding adalah proses mengkaitkannya informasi yang baru masuk ke long-term memory dengan informasi yang sudah ada di long-term memory agar informasi yang baru dipelajari tidak berdiri sendiri tetapi berkaitan dengan pengetahuan sebelumnya yang dimiliki individu.
Eggen & Kauchak (2004) mengetengahkan bahwa guru dapat membantu siswa membuat meaningful encoding (encoding yang bermakna) melalui tiga cara: (1) organisasi; (2) Elaborasi; (3) Aktivitas. Organisasi adalah proses pembetukan item-item yang saling berhubungan kedalam sebuah peta konsep. Misalnya dengan membuat gambar/bagan, grafik, tabel, map/peta.  Elaborasi adalah proses peningkatan kebermaknaan informasi dengan membentuk hubungan-hubungan tambahan pada pengetahuan yang telah ada dengan pengetahuan yang baru ada. Misalnya, pembentukan analogy dan penggunaan perangkat mnemonic. Aktivitas adalah menekan siswa aktif dengan berbagai cara seperti dengan “manipulative benda-benda” dalam matematika dan berbagai strategi lainnya.
Retrieval adalah pengambilan kembali informasi yang telah ada di long-term memory atau memori jangka panjang untuk dimunculkan kembali ke working memory.
Metakognisi adalah kesadaraan dan pengetahuan akan kontrol proses-proses kognitif (attention, perception, rehearsal, encoding dan retrieval).
Sensory Register dalam kelas
1.      Saat menyajikan informasi, beri waktu bagi siswa untuk memproses informasi tersebut sebelum berpindah ke informasi lain (stimulus) lain. Seorang guru menyajikan dua soal melalui transparasi OHP, dan menunggu sampai siswa selesai mengkopi soal tersebut baru kemudian dia mulai penjelasan.
2.      Ajukan satu pertanyaan untuk satu satuan waktu.
3.      Saat memberi petunjuk ke siswa berkenaan tugas atau aktivitas yang akan dikerjakan, sajikan petunjuk secara perlahan dan satu demi satu. Minta siswa mengulang petunjuk-petunjuk yang diminta sebelum mereka mulai menjalankannya.
Working Memory dalam kelas
4.      Jagalah supaya penjelasan verbal-singkat dan perlahan untuk mencegah siswa kepenuhan informasi. Lakukanlah lebih perlahan bila usia siswa semakin muda.


      Hitipeuw, Imanuel. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.